Sabtu, 03 Juli 2021

Manajemen berbasis sekolah

Manajemen berasis sekolah (MBS) yaitu sebuah pengaturan manajemen dari sekolah dalam mengelola perkembangan sekolah, proses belajar sekolah, tatanan sekolah, keefesiensi sekolah, dan tingkat agreditas sekolah. Sekolah memaksimalkan segala tenaga yang ada dalam penataan sumber daya manusia dan melakukan secara mandiri segala visi dan misi sekolah, menjalankan menetapkan, menyusun, melaksanakan dan mengevaluasi segala pelaksanaan untuk mencapai tujuan sekolah dalam kesuksesan mendidik peserta didik sekolah. penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengembilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan mutu sekolah dalam pendidikan nasional. Manajemen berbasis sekolah dapat diartikan juga sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab) lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orangtua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha, dan sebagainya.) Berikut definisi dan pengertian manajemen berbasis sekolah dari beberapa sumber buku: Menurut Depdiknas (2003), Manajemen berbasis sekolah adalah model manajemen yang memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan bersama/partisipatif dari semua warga sekolah dan masyarakat untuk mengelola sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan kebijakan pendidikan nasional. Menurut Danim (2007), manajemen berbasis sekolah adalah suatu proses kerja komunitas sekolah dengan cara menerapkan kaidah kaidah otonomi, akuntabilitas, partisipasi, dan sustainability untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara bermutu. Adapun tujuan program Manajemen Berbasis Sekolah adalah ; 
(1) mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru, unsur komite sekolah dalam aspek manajemen berbasis sekolah untuk peningkatan mutu sekolah, 
(2) mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama guru, unsur komite sekolah/majelis madrasah dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat setempat, 
(3) mengembangkan peran serta masyarakat yang lebih aktif dalam masalah umum persekolahan dari unsur komite sekolah dalam membantu peningkatan mutu sekolah.

TUGAS KEPALA SEKOLAH DI DALAM MBS
Kepala sekolah adalah seorang tenaga profesional atau guru yang diberikan tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana sekolah menjadi tempat interaksi antara guru yang memberi pelajaran, siswa yang menerima pelajaran, orang tua sebagai harapan, pengguna lulusan sebagai penerima kepuasan dan masyarakat umum sebagai kebanggaan.
Eksistensi MBS di sekolah menjadikan peran kepala sekolah sangat penting dalam mengembangkan dan memajukan lembaga pendidikan, tenaga kependidikan, dan output-nya. Seringkali terjadi dilapangan bahwa kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam hal peningkatan mutu pendidkan disuatu lembaga pendidkan terutama di sekolah negeri. Sekarang kita tahu bahwa banyak sekali sekolah-sekolah swasta yang mutu pendidikannya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan sekolah negeri.
Menurut Sudarwan Danim, kepala sekolah memiliki multi peran, yakni; sebagai administrator, manager, leader, motivator, negosiator, figure, communicator, wakil lembaga dalam urusan eksternal dan fungsi-fungsi yang lainnya.
 1) Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran sudah ada hanya kalau mau mengganti tujuan dan sasaran selalu Kepala Sekolah bermusyawarah dan memperhitungkan kemampuan sekolah serta visi, misi, tujuan dan sasaran sudah di tulis di papan tulis khusus sehingga semua orang bisa membaca. 2) Kepala sekolah dalam mengambil keputusan selalu di musyawarahkan dan menerima saran, pendapat, dan dibahas keputusannya di sepakati bersama dan komitmen untuk melaksanakan keputusan tersebut, tapi jika ada kegiatan yang sudah ada aturan dari atas dilaksanakan dengan bijaksana. 3) Dengan adanya keterbukaan dari pemimpin sehingga setiap orang tidak merasa takut untuk mengemukakan pendapat dalam setiap kesempatan untuk itu dalam keterbukaan kepala sekolah melakukan rapat binaan/rutin setiap bulan di ikuti seluruh warga sekolah dan untuk saling tukar pendapat, masalah keuangan program ditempel dipapan pengumuman agar semua warga sekolah membaca, begitupun kalau ada hal-hal yang penting selalu diinformasikan melalui wakil kepala sekolah. 4) Peran kepala sekolah dalam partisipasi warga sekolah dan masyarakat yaitu dengan membuat proposal yang digunakan untuk kegiatan sekolah atau untuk membangun tambahan gedung atau rehab dengan melibatkan warga sekolah dan masyarakat untuk membantu mewujudkan tujuan proposal tersebut baik dengan jalur komite dan dinas misalnya ada rehab gedung lima lokal itu di dapat dengan membuat proposal ke dinas pemerintah kota serta pembangunan taman ke komite. Kegiatan ekstrakulikuler seperti pramuka, pencak silat, vocal group, futsal, dan alumni ikut melatih. 5) Peran kepala sekolah dalam kemandirian mencari dana untuk kemajuan sekolah dengan mengadakan kerja sama di bidang komputer, lab bahasa, kantin dan koperasi dalam hal ini sekolah mendapat tambahan dana yang digunakan untuk mengembangkan sekolah dan mensejahterakan warga sekolah. 6) Peran kepala sekolah dalam akuntabilitas sangat menentukan karena kepercayaan publik sangat tinggi dengan adanya hasil pemeriksaan inspektorat tidak ada temuan yang prinsip, sehingga warga sekolahpun timbul saling percaya antar kawan yang memegang program dan yang tidak karena semua dilaksakan sesuai rencana. 

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MBS
Pengambilan keputusan adalah salah satu faktor penentu dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Manajemen Berbasis Sekolah memberikan wewenang pengambilan keputusan bagi sekolah dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi progam pendidikannya dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan dengan sekolah guna memenuhi kebutuhan sesuai dengan kondisi dan tuntutan lingkungan masyarakatnya. Dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah, pengambilan keputusan dilakukan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan secara partisipatif untuk bermusyawarah, sehingga keputusan yang diambil akan diterima oleh semua pihak. Pengambilan keputusan di bidang pendidikan merupakan suatu kegiatan menentukan sebuah pilihan dari beberapa pilihan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah pendidikan atau mencapai tujuan pendidikan. Sesuai dengan hakikat Manajemen Berbasis Sekolah sebagai sistem pengelolaan sekolah yang ditandai dengan adanya otonomi luas di tingkat sekolah, partisipasi masyarakat yang tinggi dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional, maka pengambilan keputusanya dituntut melibatkan semua pihak pemangku kepentingan. Pengambilan keputusan dalam pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah dilakukan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan secara partisipatif untuk bermusyawarah, sehingga keputusan yang diambil akan diterima oleh semua pihak. Kepala sekolah adalah orang kunci dalam pengambilan keputusan yang akan memberhasilkan implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Dalam menerapkan pengambilan keputusan partisipatif, ada tiga pertanyaan yang harus dijawab oleh kepala sekolah sebelumnya, yaitu: (1) apakah cocok dan produktif jika pengambilan keputusan melibatkan kelompok-kelompok kepentingan? (2) bagian yang mana dari proses pengambilan keputusan yang perlu melibatkan kelompok-kelompok kepentingan? dan (3) cara yang mana yang paling efektif untuk melibatkan kelompok kepentingan dalam proses pengambilan keputusan ? Melalui implementasi Manajemen Berbasis Sekolah diharapkan hal berikut : (1) fleksibilitas pengambilan keputusan sekolah akan tumbuh dan berkembang dengan subur, sehingga dapat dibuat keputusan yang tepat dalam memenuhi kebutuhan sekolah; (2) akuntabilitas/pertanggunggugatan terhadap semua pihak pemangku kepentingan sekolah dapat meningkat; dan (3) kinerja sekolah meningkat. Sehubungan dengan pengambilan keputusan partisipatif, ada empat faktor yang perlu diperhatikan dalam melibatkan pihak kelompok kepentingan, yaitu: relevansi, kompetensi, yurisdiksi, dan kompatibilitas tujuan. Secara khusus dapat dikemukakan bahwa pengambilan keputusan bidang akademik dapat dilakukan melalui rapat Dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah, sedangkan pengambilan keputusan bidang non akademik dilakukan melalui rapat komite sekolah yang dihadiri oleh kepala sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

Suparman,Eman. 2001. Manajemen Pendidikan Masa Depan. Tersedia di : http://www.depdiknas.go.id/publikasi/Buletin/Pppg_Tertulis/08_2001/manajemen_pendidikan_masa_depan.html. [30 Juni 2021].
Rekdale, Phlip. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Tersedia di : http://school-development.com/indexi.html [30 Juni 2021].
Hardi, Kustrini. 2005. Implementasi Konsep MBS di Sekolah. Tersedia di http://www.mail-archive.com/ppi@freelists.org/msg22502.html. [30 Juni 2021].

Manajemen berbasis sekolah

Manajemen berasis sekolah (MBS) yaitu sebuah pengaturan manajemen dari sekolah dalam mengelola perkembangan sekolah, proses belajar sekolah,...